biMBA adalah bimbingan MINAT Baca dan belajar Anak. biMBA-AIUEO
adalah sebuah lembaga pendidikan anak usia dini informal yang berada
dibawah naungan Yayasan Pengembangan Anak Indonesia (YPAI) yang berdiri
sejak tahun 1996. biMBA bukan tempat les atau kursus membaca, karena di
biMBA yang ditumbuhkan adalah MINAT atau keinginan anak untuk baca dan
belajar, jadi bukan karena paksaan orangtua ataupun guru, melainkan
karena anak ingin dan senang melakukannya.
Dampak dari tumbuhnya MINAT anak untuk baca dan belajar adalah
meningkatnya KEMAMPUAN baca dan belajar anak secara LUAR BIASA. Mengapa
demikian? Bila anak mendapat kesan positif bahwa belajar itu
menyenangkan, pasti ia akan mau mengulanginya lagi dengan senang hati,
kapan pun dan dimana pun tanpa merasa terbebani (The Law of Effect).
Pengulangan tersebut merupakan latihan bagi anak, dengan seringnya anak
melakukan latihan maka kemampuannya akan semakin meningkat (The law Of
Exercise). Jika anak mampu, maka kegiatan belajar akan menjadi
menyenangkan (The law of Readiness).
Latar Belakang biMBA
Keberadaan biMBA dilatarbelakangi oleh beberapa fakta diantaranya adalah:
Mitos belajar adalah beban
Banyak anak usia pelajar yang tidak suka belajar. Coba ingat
pengalaman kita semasa sekolah dulu, apakah kita senang belajar atau
senang ketika tidak ada guru? biMBA ingin merubah mitos tersebut, ketika
anak sudah di”biMBA”kan, anak akan merasa bahwa belajar adalah kegiatan
yang menyenangkan dan anak akan mau mengulanginya lagi dimanapun dan
kapanpun.
Dampak negatif globalisasi media elektronik
Pasti kita sangat akrab dengan
gambar diatas. Berapa banyak anak-anak yang lebih senang nonton TV atau
main PS ketimbang belajar atau membaca buku. Ada apa dengan anak-anak
kita? Kembali lagi bahwa anak merasa belajar itu membosankan dan banyak
aturan, sedangkan bermain PS atau nonton TV itu menyenangkan. biMBA
ingin merubah keadaan tersebut, ketika anak sudah di”biMBA”kan,
ditumbuhkan kesan positif bahwa belajar itu menyenangkan, diharapkan
perlahan tapi pasti, kita dapat mengurangi ketergantungan anak terhadap
media elektronika dan beralih ke kegiatan yang lebih positif yaitu baca
dan belajar.
Kemampuan membaca yang rendah
Kondisi minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Itu
terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada
2006. Bahwa, masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca
sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton
TV (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran
(23,5%). (www.bps.go.id).
Data lain, misalnya International Association for Evaluation of
Educational (IEA). Tahun 1992, IEA melakukan riset tentang kemampuan
membaca murid-murid sekolah dasar (SD) kelas IV di 30 negara di dunia.
Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan
urutan ke-29. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca
masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD.
Mengapa hal itu terjadi? Karena sebagian besar orangtua hanya sibuk
mengejar anak supaya bisa baca. Anak dikatakan bisa membaca ketika sudah
bisa membunyikan kata atau kalimat. Definisi membaca di biMBA bukan
sekedar anak bisa membunyikan kata atau kalimat, tetapi anak mengerti
apa yang dibacanya. Coba kita ingat, berapa banyak anak-anak yang dapat
membaca sebuah cerita dengan suara yang lantang, tetapi ketika diminta
untuk menceritakan kembali isi cerita kok tidak bisa?
Biaya pendidikan yang tinggi
Semakin tingginya biaya pendidikan membuat semakin banyak anak yang
tidak bisa sekolah. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan
penanaman MINAT baca dan belajar sejak usia dini (biMBA), sehingga
ketika keadaan yang mengharuskan mereka tidak bisa melanjutkan sekolah,
mereka tidak putus asa dan masih memiliki semangat untuk tetap belajar
walaupun bukan di sekolah. Inilah yang dinamakan generasi pembelajar
mandiri sepanjang hayat.
Usia dini merupakan Golden Age atau Critical Period
Usia
3 sampai 6 tahun adalah masa emas pertumbuhan anak yang tidak akan
pernah terulang lagi selama hidup mereka. Untuk itu di masa emas inilah
anak harus mendapatkan rangsangan positive dari lingkungan sekitarnya
yang akan menjadi bekal mereka untuk tahap perkembangan selanjutnya.
Mengapa disebut critical period ? karena ini adalah masa-masa kritis,
anak adalah peniru yang sangat handal, segala informasi akan mudah
diserap oleh anak, tetapi anak belum mengerti konsep baik atau buruk,
benar atau salah. Pembentukan konsep diri anak dimulai sejak usia 3
tahun. Anak ibarat sebuah meja tanpa kaki, ketika informasi yang
diterima adalah informasi yang positif, maka ia akan membentuk kaki-kaki
yang kuat berupa konsep diri yang positif dan sebaliknya jika yang
diterima adalah informasi negatif, maka anak akan membentuk kaki-kaki
yang kuat berupa konsep diri yang negatif.
Tujuan biMBA
Tujuan Khusus:
Meningkatkan MINAT baca dan belajar anak secara intrinsik. Anak mau
melakukan kegiatan baca dan belajar karena keinginannya sendiri bukan
karena paksaan, sehingga setiap anak merasa BAHAGIA bukan terbebani,
yang akan berdampak pada meningkatnya kemampuan anak. Inilah
ke-SUKSES-an yang dicapai anak.
Tujuan Umum:
Seluruh keluarga besar biMBA merasa BAHAGIA & SUKSES.
Visi biMBA:
Membangun generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Anak – anak
biMBA diharapkan mampu dan mau belajar dimana pun dan kapan pun. Belajar
tidak harus di sekolah, dengan kegiatan membaca kita bisa menjelajahi
dunia.
Manfaat biMBA
biMBA sangat bermanfaat bagi anak, orangtua, lingkungan, bangsa dan negara.
Manfaat bagi anak :
Terpenuhinya HAK anak untuk mendapatkan pendidikan tanpa mengurangi
HAK mereka untuk bermain. Karena konsep biMBA adalah bermain sambil
belajar.
Manfaat bagi orangtua :
Orangtua tidak harus membantu anak dalam belajar, karena kebanyakan
orangtua zaman sekarang adalah wanita karier yang mempunyai sedikit
waktu di rumah. Orangtua tidak perlu marah-marah menyuruh anak untuk
belajar, sehingga suasana di rumah menjadi tenang dan hubungan antar
anggota keluarga menjadi lebih harmonis.
Manfaat bagi lingkungan
- Membuka lapangan pekerjaan.
- Mengadakan pendidikan gratis untuk masyarakat tidak mampu.
Manfaat bagi bangsa dan negara :
- Melahirkan generasi pembelajar mandiri sepanjang hayat.
- Terbentuknya generasi yang tangguh dan kreatif karena tidak menyerah dengan keadaan dan memiliki semangat belajar yang tinggi.
- Negara menjadi maju karena SDM-nya berkualitas